Sabtu, 03 Januari 2015

100% SMP di Kota Jogja Lanjutkan K-13

Harianjogja.com, JOGJA-Seratus persen Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Jogja memutuskan menggunakan Kurikulum 2013 (K-2013) sebagai kurikulum pendidikan di sekolah mereka.
Disebutkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jogja, Edy Heri Suasana, sebelumnya ada dua SMP yang memilih untuk menggunakan Kurikulum 2006 (K-2006). Dua sekolah tersebut adalah SMP Tumbuh dan SMP Bhinneka Tunggal Ika. Namun, kini kedua sekolah tersebut sudah mengajukan pernyataan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggunakan K-13.

Kendati sudah 100% SMP di Kota Jogja memilih menggunakan K-13, masih ada enam Sekolah Dasar yang masih ragu untuk memilih menggunakan K-13 atau kembali ke K-2006. Akibat terkendala izin dari yayasan sekolah, mereka yang telah mengajukan permohonan kepada yayasan untuk menggunakan K-13 belum mendapat tanggapan dari pihak sekolah.

“Disdik tidak memaksa, kami hanya meminta komunikasi ketika sudah ada kepastian keputusan. Kalau sudah pasti menggunakan K-13, kami sediakan buku dan kebutuhan lainnya,” ujar Edy, di sela pelantikan 23 Kepala Sekolah, di Balaikota, Rabu (31/12/2014).

Sementara, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) yang memilih untuk menggunakan K-2006 yakni SMA Santa Maria, SMA Gajah Mada, SMK Bopkri IV.

Edy menerangkan, untuk pendistribusian buku K-13 telah terpenuhi 50% sesuai kesanggupan distributor, sementara 50% sisanya sedianya akan dikirimkan ke sekolah Januari atau Februari 2015 mendatang.

Untuk guru-guru yang belum mendapat diklat K-13, sudah dilakukan pendataan, baik akibat data terselip atau bagi guru kelas 3, 6, 9, dan 12. Ditargetkan diklat yang dilakukan berkoordinasi dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Daerah Istimewa itu dapat selesai sebelum 1 Juli 2015.

Untuk guru-guru yang mengeluh akibat sulitnya membuat sistem penilaian rapor anak, akan kami beri pendampingan dengan tanpa mereduksi komponen yang sudah ada Peraturan Mentri Pendidikan.

Dengan adanya pendampingan itu harapannya keluhan guru dapat diminalisir, penilaian juga menjadi lebih mudah. Bahkan, sejumlah sekolah telah menggunakan perangkat lunak khusus. Bagi guru-guru yang memiliki ide, atau minimal paham perangkat lunak penilaian yang mendukung sistem penilaian yang berlaku dalam K-13, dan paham aspek-aspek yang ada, dijadikan guru model.

“Dengan demikian keluhan mengenai sistem dan teknik penilaian K-13 bisa teratasi,” jelasnya.
Hingga kini, ada 11 guru model bagi SMP, dua guru model di SD, delapan guru model di SMA dan delapan guru model di SMK.

Terpisah, sekretaris Daerah Kota Jogja, Titik Sulastri menuturkan, kualitas pendidikan sekolah tak hanya ditentukan oleh kurikulum, melainkan guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah, urai Titik, memiliki tugas sebagai manajer sekaligus pendidik di sekolah, yang memiliki tanggung jawab membangun daya saing generasi penerus.

Senin, 11 Agustus 2014

LES PRIVAT DI SURABAYA

LES PRIVAT DI SURABAYA MERUPAKAN JASA LES PRIVAT UNTUK DAERAH SURABAYA SIDOARJO GRESIK DAN SEKITARNYA.

LES PRIVAT INI MEMBERIKAN MATERI PELAJARAN SESUAI DENGAN KURIKULUM PEMERINTAH.

SAAT INI KAMI MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013.

KURIKULUM TERBARU YANG DI KELUARKAN PEMERINTAH INI MEMILIKI BANYAK PERUBAHAN.

MULAI DARI NAMA PELAJARAN SAMPAI DENGAN PERUBAHAN MATERI MENDASAR YANG DI PELAJARAI OLEH SISWA, BAIK YANG DUDUK DI BANGKU SEKOLAH DASAR, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS MAUPUN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

PERUBAHAN YANG TERJADI DIANTARANYA ADALAH MENGENAI MATA PELAJARAN YANG BIASA DI SEBUT DENGAN PELAJARAN TEMATIK.

PELAJARAN TEMATIK INI TERDIRI DARI 4 MATERI YANG MASING MASING MEMILIKI JUDUL TERSENDIRI. CONTOHNYA: DIRIKU, KEGIATANKU, BENDA BENDA DI SEKITAR KITA, KEGEMARANKU, DAN LAINS EBAGAINYA.

INTINYA ADA MATA PELAJARN BARU YANG INTI ISINYA ADALAH HAMPIR SAMA DENGAN MATA PELAJARAN SEBELUMNYA

CUMAN GANTI NAMA DAN KASING.

NAMUN ADA JUGA PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN.

KARENA PELAJARAN FOKUS DI SD INI SANGAT KURANG. KARENA BERSIFAT UMUM.

MISALNYA PELAJARAN MATEMATIKA TIDAK ADA. NAMUN MATERINYAMENYUSUP PADA PELAJARAN TEMATIK.

JADI, PORSINYA SANGAT SEDIKIT. YANG BAKAL MENGAKIBATKAN LEMAHNYA SISWA DALAM BERFIKIR LOGIKA.

SEKIAN ARTIKEL TENTANG LES PRIVAT DI SURABAYA.

SEMOGA BERMANFAAT !!!

Senin, 12 Mei 2014

KURSUS / LES INTENSIF SBMPTN 2014

DI BUKA PENDAFTARAN !!!

KURSUS INTENSIF PERSIAPAN 

"SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2014"

PELAKSANAAN KURSUS : TANGGAL 19 MEI 2014 - 14 JUNI 2014

HARI : MINGGU - JUMAT

PUKUL : 18.00 - 20.00

BANYAK PERTEMUAN : 24 X

BIAYA : 1.500.000

TEMPAT : LBBSUPRAUNO JL KEDUNGTARUKAN BARU 4B NO 15

PEMBELAJARAN : KLASSIKAL

1 KELAS TERDIRI DARI MAKSIMAL 8 ANAK

 

HUBUNGI LBB  SUPRAUNO:

031 833 14 333

0857 3683 8282 

SEMOGA SUKSES DI SBMPTN 2014

Sabtu, 18 Februari 2012

LES PRIVAT KIMIA SURABAYA

LES PRIVAT KIMIA SURABAYA ADALAH SEBUAH JASA LES PRIVAT YANG MELAYANI DI DAERAH SURABAYA, SIDOARJO DAN SEKITANYA.

LES PRIVAT KIMIA SURABAYA MEMBERIKAN PELAYANAN DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN MULAI DARI KB, PAUD, TK, SD, SMP, SMA,SMK, SNMPTN DAN UMUM.

LES PRIVAT KIMIA SURABAYA DI KELOLA SECARA PROFESIONAL OLEH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR APBREN YANG BERALAMATKAN DI JALAN KEDUNGTARUKAN BARU 4B NO 15 SURABAYA.

LES PRIVAT KIMIA SURABAYA MEMBERIKAN PELAYANAN BIMBINGAN PADA SEMUA MATA PELAJARAN MULAI DARI PELAJARAN MATEMATIKA, IPA, IPS, BAHASA INDONESIA, BAHASA JAWA, BAHASA INGGRIS, PKN, KIMIA, FISIKA, BIOLOGI, AKUNTANSI, EKONOMI, DAN LAIN SEBAGAINYA.
LES PRIVAT KIMIA SURABAYA DAPAT DI HUBUNGI MELALUI NO FLEKSI YAITU 77 555 874

LES PRIVAT FISIKA SURABAYA

LES PRIVAT FISIKA SURABAYA ADALAH SEBUAH JASA LES PRIVAT YANG MELAYANI DI DAERAH SURABAYA, SIDOARJO DAN SEKITANYA.

LES PRIVAT FISIKA SURABAYA MEMBERIKAN PELAYANAN DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN MULAI DARI KB, PAUD, TK, SD, SMP, SMA,SMK, SNMPTN DAN UMUM.

LES PRIVAT FISIKA SURABAYA DI KELOLA SECARA PROFESIONAL OLEH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR APBREN YANG BERALAMATKAN DI JALAN KEDUNGTARUKAN BARU 4B NO 15 SURABAYA.

LES PRIVAT FISIKA SURABAYA MEMBERIKAN PELAYANAN BIMBINGAN PADA SEMUA MATA PELAJARAN MULAI DARI PELAJARAN MATEMATIKA, IPA, IPS, BAHASA INDONESIA, BAHASA JAWA, BAHASA INGGRIS, PKN, KIMIA, FISIKA, BIOLOGI, AKUNTANSI, EKONOMI, DAN LAIN SEBAGAINYA.
LES PRIVAT FISIKA SURABAYA DAPAT DI HUBUNGI MELALUI NO FLEKSI YAITU 77 555 874

Tak Selalu RSBI Lebih Unggul dari Sekolah Reguler

JAKARTA, KOMPAS.com — Alasan pemerintah terus mempertahankan rintisan sekolah bertaraf internasional karena mutu pendidikan Indonesia bakal berdaya saing internasional perlu dipertanyakan. Pasalnya, evaluasi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan justru menunjukkan bahwa tak selalu sekolah RSBI unggul dari sekolah reguler.

Bahkan, dalam beberapa skor penilaian, termasuk Bahasa Inggris yang seharusnya menjadi keunggulan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), siswa dan guru di sekolah reguler lebih unggul.
Ini terlihat di jenjang SMP di mana skor Bahasa Inggris siswa RSBI 7,05, sedangkan siswa reguler 8,18. Guru Bahasa Inggris di SMP juga punya skor yang lebih tinggi, yaitu 6,2, dibandingkan dengan guru RSBI yang 5,1. Ini juga terjadi pada guru Bahasa Inggris di jenjang SMA.

Selisih skor nilai-nilai antara siswa RSBI dan reguler umumnya di bawah 1 dari skor 0-9. Hal ini terjadi karena, dari kajian, guru-guru sekolah reguler justru mempunyai skor yang lebih baik dari guru di RSBI.
Ambil contoh, guru SMA reguler ternyata lebih unggul dalam skor di mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Bahasa Inggris. Di Matematika hampir sama. Kemampuan pedagogi guru juga tidak jauh berbeda.
Bahkan, di SD, skor pedagogi guru sekolah reguler lebih unggul. Di jenjang SMP juga berbeda kecil, kecuali di SMA yang perbedaannya lebih dari 1 poin.

S Hamid Hasan, ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (17/2/2012), mengatakan, tidak berarti bahwa kemampuan RSBI lebih baik dari sekolah reguler yang unggul. "Asal sekolah diberi fasilitas yang baik, guru yang kompetensinya bagus, tanpa embel-embel RSBI pun sekolah tetap bisa menunjukkan kualitas. Untuk apa pemerintah menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pendidikan lewat RSBI," tutur Hamid.

Retno Lisyarti, guru SMA RSBI di Jakarta, mengatakan, pemerintah tida
k mampu membangun kapasistas guru yang dibutuhkan untuk sekolah bermutu. Dana dari masyarakat dan pemerintah yang mengucur ke sekolah RSBI lebih untuk peningkatan sarana, kegiatan, honor guru, dan membayar pengajar asing yang digaji lebih mahal.

Menurut Retno, di sekolah RSBI ada guru asing yang ditetapkan harus dari kawasan Eropa atau Australia. Bayarannya lebih mahal dibandingkan dengan guru Indonesia. Untuk kelas internasional yang bayarannya Rp 31 juta per tahun, kata Retno, siswa mendapat pengajaran ekstra dari beberapa guru asing. Utamanya saat siswa hendak menghadapi ujian internasional Cambridge atau IB.

"Kebijakan RSBI pun menciptakan ketidakadilan bukan hanya kepada masyarakat. Guru dalam negeri saja dipandang lebih rendah daripada guru asing," kata Retno.

Sumber: kompas

Siswa sekolah Asia lebih maju dari Negara Barat

CANBERA. Siswa sekolah di Asia berada lebih maju dibanding siswa sekolah yang berada di negara-negara Barat. Inilah hasil penelitian dari Institut Grattan di Australia.

Hasil penelitian itu menyebutkan, siswa yang belajar matematika di Shanghai, Cina, rata-rata lebih maju dua sampai tiga tahun ketimbang siswa yang ada di Amerika Serikat atau Eropa. Sementara siswa di Korea Selatan lebih maju satu tahun dalam kemampuan membaca.

"Pada saat kekuatan ekonomi bergeser dari Barat ke Timur, demikian juga dengan pencapaian pendidikan," kata Ben Jensen, Direktur Program Pendidikan Sekolah, Institut Grattan dalam siaran persnya.
"Pusat pencapaian tinggi pendidikan sekarang ada di Asia Timur dan para pendidik di Australia bisa dan harus belajar dari keberhasilan itu," tambahnya.

Dalam laporannya, Institut Grattan menyebutkan, empat sistem pendidikan di Asia sekarang merupakan yang terbaik di dunia, yaitu Hong Kong, Korea Selatan, Shanghai, dan Singapura.
Selama ini, di Asia mengenal istilah pola pendidikan Tiger Mothers, atau pola belajar Ibu Harimau yang digunakan untuk menegakkan disiplin belajar anak. Banyak pihak berpendapat, pola pendidikan seperti ini mendorong keberhasilan bagi siswa di Asia.

Namun, penelitian Institut Grattan membantah adanya pola pendidikan Tiger Mothers tersebut. Ia bilang, pola pendidikan Ibu Harimau bukan menjadi faktor utama dari pencapaian belajar siswa di Asia itu. "Keberhasilan bukan karena budaya, bukan produk Konfusianisme juga bukan pelajaran menghafal atau pola pendidikan Ibu Harimau," tegas Ben Jensen.

Menurutnya, yang menjadi faktor keberhasilan belajar siswa di Asia itu adalah, ketegasan, sistem belajar praktis, mentoring, dan peran dari para guru. Hasil penelitian ini jug membantah, anggaran pendidikan yang besar dan dengan jumlah murid yang sedikit dalam satu kelas bisa menjadi jaminan pendidikan siswa tercapai dengan baik.

Sekolah di Shanghai, misalnya, kini memiliki kelas dengan jumlah 40 siswa, namun para guru memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan pelajaran.

Sementara itu, di Ausralia belakangan ini menikmati kenaikan anggaran pendidikan, namun prestasi siswanya masih di belakang siswa Korea Selatan, yang menyediakan anggaran kecil bagi siswanya.

Sumber: kontan